Sifat dasar Islam antara lain:
a. Kesederhanaan, rasionalitas, dan
praktis
Islam tidak memiliki mitologis,
ajarannya cukup sederhana dan dapat dipahami. Didalamnya tidak pernah ada
tempat bagi keberhalaan dan keyainan yang tidak rasional. Ajaran Islam bersifat
rasional yang dapat dijelaskan oleh logika dan penalaran. Islam merangsang
pemeluknya mempergunakan akal serta mendorong pemakaian intelek..
Ajarannya
bersifat dan langsung yaitu setiap manusia dimungkinkan untuk memahami kitab
Allah SWT secara langsung dan menerapkan ketentuan yang ada dalam kehidupan
praktis. Sehingga jelaslah bahwa Islam merupakan agama yanng praktis dan tidak
memperbolehkan manusia berpuas diri dalam kekosongan (kesia-siaan).
b. Kesatuan antara materi dan rohani
Islam mendorong manusia untuk
mencapai kepuasan dalam kehidupan. Islam tidak memisahkan secara yang material
dengan yang moral, yang duniawi dengan yang ukhrawi, dan mengajak manusia agar
selalu mencurahkan tenaga untuk mengkonstruksikan kehidupan atas dasar moral
yang sehat. dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa Islam menyuruh untuk
memadukan antara kehidupan moral dan materi. Sehingga keduanya saling selaras
dan memberi kemanfa’atan, bukan dengan kehidupan asketisme (kepertapaan) maupun
dengan ideologi materialistik yang dapat mengabaikan sisi moral dan spiritual
kehidupan.
c. Sebuah cara hidup yang lengkap
Islam mempunyai cara hidup yang
lengkap yang melingkupi seluruh aspek eksistensi kehidupan manusia. Islam
memberikan tuntunan bagi seluruh aspek kehidupan baik pribadi dam sosial,
material dan moral, ekonomi dan politik,, legal dan kultural, serta nasional
dan internasional. Al-Qur’an mengajak manusia agar memeluk Islam tanpa keraguan
dan mengikuti tuntunan Ilahi dalam segala aspek kehidupan.
d. Keseimbangan antara pribadi dan masyarakat
Islam menciptakan keserasian dan
keseimbangan antara individualisme dan kolektivisme. Keduanya mempunyai hak dan
kewajiban sehingga harus ditunaikan secara selaras dan sebaik-baiknya.
e. Universalitas dan Humanisme
Islam bersifat menyeluruh dan sangat
menjunjung tinggi kemanusiaan, Islam menghendaki perdamaian dan persatuan Umat.
Kehidupan aqidah yang dijalani sendiri akan menimbulkan pemikiran yang bersifat
parsial sehingga tidak akan pernah mencerminkan suatu kehidupan yang menyeluruh
atau universal. Ke-Universalan akan membuat lengkap dan sempurna suatu sistem
yang mencakup aqidah dan organisasi kehidupan dan akan memberikan ketenangan
pada fitrah manusia, karena ia menghadapi fitrah tersebut dengan tabi’’at yang
padu tidak terpecah belah eksistensinya. dengan demikian ke-Universlan akan
memberikan kelengkapan dan kesempurnaan serta keterpaduan dalam menjalankan
hukum Islam.
Konsep ini berhubungan dengan
reailtas-realitas objek yang memiliki wujud yang nyata dan meyakinkan. dan
bekas yang realitas. Ia tidak berupa konsep rasional atau idealisme yang tak
mempunyai wujud dalam realita. Sehingga dalam kerealistisan konsep dasar Islam
akan membawa kepada kehidupan yang bersifat nyata, sebab konsep Islam berhubungan
dengan hakikat Ilahi yang nampak dalam jejak bekasnya yang aktif dan
efektifitasnya yang nyata. Selain itu juga berhubungan dengan hakikat alam yang
nampak dalam gejala-gejalanya yang indrawi, yang memancarkan dan menerima
pengaruh.
0 komentar:
Post a Comment